Sabtu, 12 Maret 2011

MENGKUBUR MAYIT

المعهد الإسلامى فضل من الله
PONDOK PESANTREN FADLUN MINALLOH
WONOKROMO PLERET BANTUL
YOGYAKARTA
Jl. Imogiri Timur KM. 10 Wonokromo 1 Pleret Bantul Yogyakarta 55791

NGUBUR MAYIT YUK..!!

 Selayang pandang tentang mengubur jnzah
Sebelum mengubur jnzah, perlu diperhatikan terlebih dahulu untuk mengukur berapa panjang & lebar jnzah tersebut. Ini dimaksudkan agar liang kubur pd saat jnzah dimasukkan tidak sempit (kecil) ataupun longgar (kebesaran). Dan kedlman daripd liang kubur itu sendiri secara umum (untuk orang di Indonesia) yakni ± 225 cm/ 2 m/ setinggi orang melambai & panjang-lebarnya sesuai dgn jnzah tersebut. Kalaupun lebih dlm lagi, itupun lebih baik. Hal ini dimaksudkan supaya tidak menyebarkan bau busuk dan dapat menjaganya dari binatang2 buas dan burung2 sejenis pemakan bangkai demi menjaga kehormatan jnzah dan memelihara kesehatan orang yg ada disekitarnya. Apabila telah terpenuhi, bagaimana juga cara dan bentuk menguburkan jnzah, maka lepaslah tugas dan kewajiban ngubur jnzah tersebut.
Ketika membawa jnzah menuju kuburan, hendaklah memikulnya pd empat penjuru. Sebagaimana hadis Nabi SAW yg diriwayatkan oleh Ibnu Majah : “Dari Ibnu Mas’ud berkata, barang siapa yg mengantar jnzah, maka hendaklah memikul pd keempat penjuru peti, karena cara itu adalah sunnah Rosululloh.”
Menurut Jumhur ulama, mengubur pd waktu malam hari adalah sama dgn mengubur pd waktu siang hari, akan tetapi ditegaskan bahwa penguburan pd waktu malam hari tersebut boleh dilakukan apabila keadaannya sangat terpaksa dan demi kemashlahatan. Dlm artian diperbolehkannya mengubur jnzah pd waktu malam hari apabila tidak berakibat hilangnya sesuatu apapun dari hak jnzah tersebut, mulai dari memandikan sampai menalqin. Akan tetapi jika hak2 itu tertinggal dan penyelesaiaannya tidak sempurna, maka agam melarang.
 Hukum mengubur jnzah
Mengubur jnzah adalah menimbunnya dgn tanah secara sempurna. Para ulama sepakat bahwa hukum mengubur jnzah orang (terlebih itu orang muslim), maka hukumnya adalah fardhu kifayah, sebagaimana firman Allah SWT dlm Q.S. al-Mursalat ; 25 dan ‘Abasa ; 21 yakni :
الم نجعل الأرض كفاتا احياء وامواتا المرسلات 25
ثم اماته فاقبره عبس 21
 Tata cara mengubur jnzah
Yg jelas tata cara mengubur jnzah dari satu tempat dgn tempat yg lain sangat beragam dan berbeda. Hal ini disebabkan banyak orang2 modernitas yg masih terhipnotis dgn hukum adat mereka, sehingga walaupun telah ada tuntunan masalah penguburan jnzah yg sempurna dlm hukum Islam, mereka tetap saja begitu, tetap mensakralkan adat mereka. Setelah jnzah disholatkan, hendaklah segera dibawa kepemakaman untuk dikuburkan, dan jangan ditunda2, karena akan menyebabkan banyak madharat. Setelah sampai dikuburan, hendaklah jnzah diletakkan dikaki kuburan dgn pelan2 dan posisi kepala diutara (istilah jawa-mujur ngalor). Setelah siap untuk dikuburkan, maka diturunkan secara pelan2. Dan ketika akan meletakkan jnzah kedlm kuburan, disunatkan membaca :

بسم الله وعلى ملّة رسول الله ص. م لفعل رسول الله ص. م ذلك رواه الترمذى
Setelah membaca basmalah tersebut disunatkan lagi membaca do’a ini :
اللهم سلّمه اليك الاشحّآء من اهله وولده وقرابته واخوانه وفارق من يحب قربه
وخرج من روح الدنيا وسعتها الى ظلمة القبر ونزل بك وانت خير منزول ياارحم
الراحمين
Dlm mengubur jnzah, apabila tanah kuburan cukup keras dan padat, disunatkan membuat liang lahat, yaitu liang sisi sebelah kanan kubur yg mengarah kiblat dgn bentuk memanjang dan sepanjang jnzah tersebut, dan tinggi daripd liang lahat tersebut kira2 seukuran orang duduk. Setelah itu diatasnya ditutupi papan2 kayu atau bambu2. tetapi jika tanah itu lembek, tak mungkin dibuat liang lahat, maka sbaiknya dbuatkan lubang biasa atau syaq, yaitu lubang ditengah2 kubur, kemudian diatasnya ditutupi sama seperti diatas.
Keduanya biasa digunakan, hanya saja liang lahat lebih utama daripd syaq berdasarkan hadis yg diriwayatkan oleh Ahmad dan Ashabus Sunan, dan dinyatakan Hasan oleh Turmudzi dari Ibnu Abbas bahwa Nabi SAW bersabda :
اللحد لنا والشق لغيرنا
Setelah itu jnzah wajib dihadapkan ke kiblat, dgn posisi miring dan muka beserta kakinya ditempelkan ke tanah. Jangan lupa juga tali2 yg mengikat disekujur tubuh jnzah dikendorkan/dilepas dan ketujuh batu tersebut diganjalkan pd jnzah, supaya posisinya tidak berubah dari menghadap kiblat. Sebelum ditimbun jangan lupa diadzani dan diiqomahi terlebih dahulu. Selanjutnya ketika mau mengubur disunatkan bagi orang yg mengubur untuk membaca surat al-Qadr sebanyak 7x, setelah itu bagi para mu’aziyin disunatkan untuk mengepal tanah sebanyak 3x dan menaburkannya ke arah kepala jnzah. Dgn membaca do’a seperti dibawah ini :

a. Pd penaburan tanah pertama, disunatkan mengucapkan do’a :
منها خلقناكم اللهم لقّنه عند المسئلة حجّته
b. Pd penaburan tanah kedua, disunatkan membaca do’a :
وفيها نعيدكم اللهم افتح ابواب السماء لروحه
c. Pd penaburan ketiga, disunatkan mengucapkan doa :
ومنها نخرجكم تارة اخرى اللهم جاف الارض عن جنبيه

Kemudian jnzah SIAP UNTUK DIKUBUR RAME-RAME…!!.
Setelah selesai penguburan disunatkan untuk meninggikan tanah kubur tersebut kira2 satu kilan/jengkal tangan sebagai tanda letak kuburan itu. Akan tetapi lebih baiknya dibuat rata dgn tanah, tidak boleh menggunung (anggeger sapi).

 Adapun Hukum Mengenai Kuburan
a. Kuburan itu hendaknya dlm, sehingga tidak akan bisa digali oleh binatang buas atau burung, dan dapat menutupi baunya yg bisa membawa penyakit sehingga tidak keluar.
b. Hendaknya buatkan liang lahat di sebelah kanan dlm kubur, karena dgn memakai liang lahat itu lebih baik, boleh juga dgn menggali lubang ditengah2 kubur.
c. Disunatkan bagi orang yg menghadiri penguburan jnzah untuk mengepal2 tiga kepalan tanah dgn tangannya, kemudian meletakkan tanah itu di dlm kuburan di tempat kepala mayat tersebut. Karena hal itu dilakukan olek Nabi SAW. Seperti yg diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud dgn sanad la ba’sa bihi.
d. Mayat itu hendaknya dimasukkan dari arah belakang kuburan agar mudah diletakkan, kemudian dipalingkan ke arah kiblat, terletak pd bagian kanannya, selanjutnya tali ikatannya dibuka dan yg meletakkan mayat hendaknya membaca do’a. (sudah tersebut di atas)
e. Jika mayat itu perempuan, pd saat dimasukkan dlm kuburan hendaknya kuburan tersebut ditutupi dgn kain. Karena orang2 terdahulu pun dipalingkan dari mayat perempuan pd saat mayat perempuan itu diletakkan dlm kubur, dan tidak diberlakukan jika yg dikubur itu laki2.
 Beberapa amalan sunnah yg berhubungan dgn penguburan jnzah
a. Menutupi kuburan dgn kain (bagi jnzah perempuan)
b. Menandai kubur dgn batu nisan atau kayu.
c. Menaruh kerikil (batu kecil) di atas kubur.
d. Menaruh pelepah kurma (yg masih basah/hijau) di atas kubur, kalau sekarang menaburkan bunga dan menyirami kubur dgn air.
e. Mendo’akan jnzah sesudah dikubur.
f. Meratakan kuburan dgn permukaan tanah.
 Beberapa larangan yg berkenaan dgn ikhwal penguburan jnzah
a. Larangan memecahkan tulang mayat. Hadis menyebutkan: “Memecahkan tulang mayat sama halnya dgn memecahkannya dikala hidup.” (H.R. Abu Daud).
b. Larangan menembok kuburan, duduk di atas kuburan dan menyelimuti kuburan. (H.R. Ahmad). Hadis Nabi SAW yg diriwayatkan oleh Muslim: “Janganlah salah satu di antara kamu duduk di atas bara api sehingga bajunya terbakar, kemudian menyentuh kulitnya, dan itu lebih baik daripd duduk di atas kuburan.”
c. Diharamkan membangun masjid di atas kuburan ataupun kandang binatang. Berdasarkan sabda Nabi SAW: “Allah melaknat orang2 yg banyak menziarahi kuburan, dan orang2 yg membangun masjid2 di atas kuburan itu dan menjadikannya sebagai kandang binatang.” Adapun hadis yg lain yakni: “Allah melaknat orang Yahudi yg telah menjadikan kuburan nabi2 mereka menjadi masjid.”
d. Larangan duduk sebelum diletakkan ke dlm kuburannya.
e. Larangan memeberikan lampu pd kuburan.
f. Larangan berkorban di atas kuburan.
g. Larangan melangkahi maupun menginjak kuburan.
h. Larangan menulis ayat2 atau nama pd kuburan. Termasuk memasukkan ayat2 ke dlm kuburan.
i. Larangan mencaci maki jnzah ataupun meratapi jnzah.
j. Nabi dan sahabat2 tidak pernah mengadakan jamuan makan pd hari2 tertentu, misal hari ketujuh, ke-40, ke-1000 dll, sehingga adat itu menyalahi sunnah.
k. Haram menggali kuburan dan memindahkannya, kecuali dlm keadaan darurat.

0 komentar:

Posting Komentar

Ingat................!

Pengetahuan tidaklah cukup; kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup; kita harus melakukannya.